Individu yang menjalani commuter marriage lebih banyak mengalami konflik yang
menantang dan mempengaruhi komitmen pernikahan. Konflik yang khas dari
pasangan commuter marriage ialah jarak, dimana pemecahan konflik ini dapat
terjadi jika dilakukan pengungkapan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengungkapan diri dengan tipe komitmen pernikahan pada individu yang
menjalani commuter marriage. Sampel (n = 100) dalam penelitian ini adalah
individu yang menjalani commuter marriage, dual-career dan berpisah dengan
pasangannya minimal tiga bulan serta memiliki waktu tertentu untuk menghabiskan
waktu di kediaman tunggal. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Eight
Dimension of Self-Disclosure dan Marital Commitment Inventory (MCI). Hasil uji
korelasi Pearson menunjukkan bahwa, adanya hubungan yang signifikan antara
pengungkapan diri dengan komitmen personal (r = 0,433; p = >0,05),
pengungkapan diri dan komitmen moral (r = 0,462; p =>0,05) dan pengungkapan
diri dan komitmen strukural (r = 0,432; p = >0,05). Implikasi bagi psikolog atau
praktisi pernikahan dapat memberikan edukasi atau pelatihan berupa pentingnya
pengungkapan diri dengan konten positif seperti keuntungan dan manfaat
melakukan pengungkapan diri pada pasangan commuter marriage. Dalam Islam,
pengungkapan diri yang dilakukan melalui musyawarah maka hubungan
pernikahan akan tetap terjalin dan komitmen pernikahan akan meningkat meski
menjalani commuter marriage agar terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah,
wa rahmah. Perlu dilakukan penelitian yang khusus untuk menginvestigasi besaran
peran dari pengungkapan diri pada tipe komitmen pernikahan.
|