Jumlah pasien kanker dan kematian akibat kanker terus meningkat. WHO dan Bank Dunia tahun 2005 memperkirakan setiap tahun 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan 26 juta orang akan menderita kanker, dan pada tahun 2030 diperkirakan 17 juta akan meninggal karena kanker. Ironisnya kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang.
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan bahwa penyakit kanker menduduki peringkat ketujuh sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan persentase 5,7%. Data Riskesdas tahun 2008 juga menunjukkan prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Jenis penyakit kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker servik.
Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan meliputi identifikasi dan mencegah faktor risiko, deteksi dini lesi prakanker, dan termasuk pula temuan baru berupa vaksinasi, seperti vaksinasi HPV. Modalitas utama terapi kanker saat ini adalah pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Penting mengetahui stadium kanker untuk menentukan pilihan terapi.
Saat ini terus dikembangkan terapi kanker bersifat target terapi yang bekerja pada tahap molekular dan jalur sinyal. Usaha ini untuk mendapatkan terapi yang lebih spesifik pada sel tumor, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas terapi, baik pembedahan maupun kemoradiasi tanpa menambah efek samping yang bermakna pada jaringan normal.