Sidik jari (fingerprint) merupakan guratan-guratan epidermis (epidermal ridges) yang
terdapat di distal phalanx manus dan distal phalanx pedis. Studi yang mempelajari pola guratan
epidermis disebut dermatoglifi. Dermatoglifi secara luas membahas guratan epidermis yang
terdapat di permukaan palmar dan plantar. Guratan epidermis pada perempuan lebih halus
dibandingkan pada laki-laki, dan semakin bertambah usia menyebabkan kendurnya tegangan
dermis sehingga guratan tidak tampak jelas. Pola sidik jari ditentukan secara genetis oleh
beberapa gen (poligenik), sehingga tidak ada pola sidik yang sama antara satu orang dengan
yang lainnya (individuality). Sidik jari sifatnya menetap, tidak akan berubah sepanjang hidup
kecuali diubah secara kebetulan akibat luka, terbakar, dan penyakit atau penyebab lain yang
tidak wajar (perennial nature dan immutability). Pemeriksaan sidik jari dibagi menjadi dua yaitu
kualitatif dan kuantitafif. Pemeriksaan kualitiatif dinilai dari tipe pola sidik jari. Berdasarkan
klasifikasi Galton, pola sidik jari dibedakan menjadi tiga tipe/ bentuk menjadi arch, loop, dan
whorl. Pemeriksaan kualitatif dinilai dari TPI (Total Pattern Intensity), DI (Dankmeijer Index),
FI (Furuhata Index), dan TRC (Total Ridge Count).1–3 8 Saat ini sidik jari sudah banyak
digunakan sebagai alat diagnostik dalam bidang forensik dan medis untuk mengidentifikasi
orang dengan predisposisi genetik pada perkembangan penyakit tertentu, seperti sindrom down,
psikosis, gangguan bipolar, dan diabetes mellitus.
|