Skripsi ini disusun untuk mengetahui dan menganalisa mengenai Pembayaran Pekerjaan Tambah Kurang dalam Kontrak Kerja Lumpsum. Seperti dalam Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 903/PDT.G/2015/PN.DPS dimana Tergugat tidak mau melakukan pembayaran biaya pekerjaan tambah atas klaim kelebihan volume tiang pancang pada pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Biaya pekerjaan tambah itu terjadi karena akibat adanya perbedaan volume tiang pancang antara gambar dan spesifikasi yang dilakukan oleh tergugat. Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini, yaitu: Bagaimanakah penyelesaian pembayaran atas klaim kelebihan volume tiang pancang dalam kontrak kerja lumpsum pada pembangunan jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Bagaimana pertimbangan hakim terkait dengan penyelesaian pembayaran atas klaim kelebihan volume tiang pancang dalam kontrak kerja lumpsum pada pembangunan jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa terhadap putusan Mahkamah Agung Nomor 903/PDT.G/2015/PN.DPS, dan bagaimana menurut pandangan Islam terkait penyelesaian pembayaran atas klaim kelebihan volume tiang pancang dalam kontrak kerja lumpsum pada pembangunan jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Penelitian ini dilakukan dengan perolehan data melalui data sekunder berupa studi dokumen atau bahan kepustakaan. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini, yaitu: Bahwa dalam kontrak ini tahun jamak berbentuk lump sum ini terjadi peristiwa ingkar janji atau wanprestasi. Menurut Islam wanprestasi itu tidak dibenarkan karena tidak memenuhi suatu kewajiban. Akad dalam kasus yang penulis teliti termasuk akad ijarah. Apabila ada pihak yang ingkar janji maka akan dikenakan dhaman akad (ganti rugi).