Penelitian ini merupakan pilot study yang membahas terkait peran trait kepribadian
dan empati terhadap kebahagiaan pada mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN)
serta tinjauannya menurut Islam. Teknik yang digunakan adalah non-eksperimental
yaitu non probability sampling. Penelitian ini dilakukan kepada 116 mahasiswa yang
pernah dan/atau sedang menjadi peserta KKN, berasal dari Universitas se-
Jabodetabek dan sehat secara jasmani dan rohani. Terdapat tiga alat ukur yang
digunakan untuk mengukur kebahagiaan, trait kepribadian dan empati. Subjective
Happiness Scale (SHS) digunakan untuk mengukur kebahagiaan dengan koefisien
reliabilitas 0,841; Big Five Inventory (BFI) digunakan untuk mengukur trait
kepribadian dengan koefisien reliabilitas pada masing-masing dimensi yaitu openness
(0,656), conscientiousness (0,681), extraversion (0,767), agreeableness (0,591),
neuroticism (0,816); dan Basic Empathy Scale in Adults (BES-A) untuk mengukur
empati dengan koefisien reliabilitas pada masing-masing dimensi yaitu emotional
contagion(0,649), emotional disconnection(0,701), cognitive empathy(0,343). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7,1% peranan trait kepribadian pada dimensi
extraversion dan neuroticism terhadap kebahagiaan pada mahasiswa peserta KKN
dan tidak terdapat peranan empati terhadap kebahagiaan pada mahasiswa KKN.
Extraversion memiliki peran positif terhadap kebahagiaan, sementara neuroticism
memberikan peran negatif terhadap kebahagiaan. Mahasiswa peserta KKN yang
memiliki kepribadian energik, mudah bergaul, aktif akan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kebahagiaan daripada mahasiswa peserta KKN yang mudah
merasa cemas dan depresi. Peran trait extraversion dan neuroticism terhadap
kebahagiaan didukung oleh pandangan Islam bahwa individu dianjurkan memiliki
kepribadian nafs muthmainnah yaitu pembawaan yang saling mencintai, selalu
mencari ridho Allah SWT dan menghindari nafs ammarah (neuroticism): keras
kepala, sombong dan angkuh. Hal tersebut dapat mewujudkan kebahagiaan sa’iidun
fiddunya wa sa’iidun fil akhirat.
|