Penderita Down syndrome memiliki keterbatasan mental sehingga sulit untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk membersihkan gigi dan mulutnya. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan plak yang berisiko menjadi penyakit
periodontal. Senyawa polifenol dalam teh hitam dipercaya dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pembentukan plak. Islam mengajarkan bahwa menjaga
kebersihan untuk mencegah terjadinya penyakit adalah upaya terbaik. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui perbedaan skor plak sebelum dan setelah berkumur
dengan teh hitam pada penderita Down syndrome, mengetahui efektifitas teh hitam
dalam menurunkan skor plak penderita Down syndrome, serta mengetahui
penggunaan teh hitam menurut pandangan Islam. Jenis penelitian ini adalah analitik
komparatif dengan desain eksperimental. Subjek penelitian adalah siswa SLB C
Dian Grahita dan SLBN 3 Jakarta yang menderita Down syndrome. Jumlah sampel
sebanyak 34 siswa, dipilih menggunakan simple random sampling. Subjek diberi
instruksi berkumur dengan seduhan teh hitam selama 7 hari dan dilakukan
pemeriksaan klinis skor plak menurut Loe dan Silness, data hasil pemeriksaan
dianalisis menggunakan uji Friedman. Pengambilan data kaidah Islam dilakukan
dengan cara literature review. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebanyak 3 kali
selama penelitian didapatkan rerata skor plak adalah 1,9. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan antara skor plak sebelum dan setelah
berkumur seduhan teh hitam selama tujuh hari (p=0,080), serta teh hitam diketahui
terbukti tidak efektif menurunkan skor plak pada penderita Down syndrome
(p>0,05). Berdasarkan perspektif Islam, tidak berarti teh hitam tidak bermanfaat,
karena Allah SWT menciptakan segala sesuatunya pasti bermanfaat.
|