Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori. diperkirakan seperlima penduduk dunia atau 1,1 milyar penduduk berisiko terinfeksi penyakit ini, terutama di daerah tropis dan beberapa daerah subtropik. Penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan, stigma sosial, hambatan psikososial, dan penurunan produktivitas kerja penderita, keluarga dan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas circulating filarial antigen dalam mendiagnosis filariasis ditinjau dari segi kedokteran dan islam.
Menurut kedokteran Kemajuan alat diagnostik terbaru untuk mendiagnosis penyakit filariasis salah satunya dengan cara mendeteksi sirkulasi antigen filaria (CFA). Circulating filarial antigen (CFA) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antigen filaria dalam sirkulasi darah, yaitu dengan cara mendeteksi antigen parasit pada darah manusia.
Menurut pandangan Islam adanya tes CFA dalam mendiagnosis filariasis merupakan kemajuan teknologi yang mendatangkan banyak manfaat dan tidak menimbulkan mudharat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhhiyyah dimana sesuatu diperbolehkan asal mendatangkan manfaat dan tidak menimbulkan mudharat.
Kedokteran dan Islam sependapat dalam memandang sensitivitas circulating filarial antigen dalam mendiagnosis filariasis, karena dengan tes yang lebih sensitif dalam mendiagnosis filaria, dapat mengurangi angka kejadian terjadinya filariasis sehingga dapat mencegah perburukan dari penyakit tersebut
Diharapkan skripsi ini dapat dijadikan sebagai referensi yang baik dalam bidang medis ataupun masyarakat muslim untuk memahami sensitivitas circulating filarial antigen dalam mendiagnosis filariasis