Pendahuluan: Infeksi kecacingan merupakan penyakit dengan prevalensi yang masih
cukup tinggi di negara berkembang. Hal ini disebabkan karena sanitasi lingkungan dan
kebersihan pribadi yang kurang, mengonsumsi makanan yang diduga terkontaminasi oleh
telur cacing, tingkat pengetahuan, dan tingkat ekonomi yang masih rendah. Lebih dari 1,5
miliar (24%) penduduk dunia terinfeksi oleh Soil Transmitted Cacing (STH). Data
prevalensi infeksi STH pada anak-anak di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 60-90%,
sedangkan infeksi yang terjadi terus menerus akan menurunkan kualitas sumber daya
manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan tingkat infeksi STH
dihubungkan dengan umur dan jenis kelamin.
Metode: Penelitian dilakukan di SDN Cakung Kecamatan Binuang Kabupaten Serang
Banten pada tahun 2016 dengan metode Cross Sectional. Sampel tinja berasal dari murid
SDN tersebut, dengan jumlah sampel terkumpul sebayak 55 sampel dan telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode Kato-Katz.
Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini ditemukan sembilan siswa memiliki infeksi
STH atau prevalensi 16,4% dengan tingkat infeksi ringan. Jenis STH yang ditemukan
adalah Ascaris lumbricoides (68,75%), Trichuris trichiura (31,25%), dan tidak ditemukan
jenis Cacing Tambang.
Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan perhitungan statistik tidak ada hubungan yang
signifikan antara prevalensi dan tingkat infeksi STH dengan umur dan jenis kelamin,
Infeksi kecacingan dapat diturunkan dan dicegah dengan cara menjaga kebersihan baik
kebersihan pribadi ataupun lingkungan, sesuai ungkapan dalam ajaran Islam yaitu
kebersihan adalah sebagian dari iman. Berwudhu dan menjaga kebersihan pakaian
merupakan contoh menjaga kebersihan dalam Islam.
|