tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur (KT) berkaitan erat dengan obesitas,
dan diabetes mellitus tipe 2 (DMT-2). Kurang tidur dapat menurunkan metabolisme energi
sehingga berdampak terhadap penurunan leptin dan peningkatan peradangan sel adiposit yang
merupakan faktor risiko terjadinya obesitas. Terjadinya Obesitas berpengaruh terhadap nilai
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Pinggang (LP). Selain itu, KT dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas hipotalamus yang berpengaruh pada sel beta pancreas yang dapat
mengakibatkan peningkatan resistensi insulin dan penurunan sensitivitas insulin sehingga insulin
tidak dapat berfungsi dengan baik mensirkulasikan gula darah (GD) menyebabkan peningkatan
GD di sirkulasi. Aktivitas fisik dapat meningkatkan metabolisme energi sehingga dapat
mengurangi efek negatif KT. Hal ini sesuai dengan ajaran Rasulullah yang tertera didalam Al
Quran dan Hadist.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre dan post test control trial selama 6 minggu yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi tidur dan banyaknya AF terhadap nilai IMT, LP, dan
GD. Sebanyak 60 orang mahasiswi fakultas Kedokteran, terdiri 30 orang KT kronik dan aktivitas
baik (ke kampus jalan kaki) dan 30 orang KT kronik aktivitas kurang (menggunakan kendaraan ke
kampus). Pengukuran variabel IMT, LP dan GD di lakukan pada pagi hari sebanyak 2 kali
pengukuran (awal blok dan akhir blok).
Hasil : Subjek dengan aktivitas fisik baik di dapatkan rerata nilai selisih (delta) masing–masing
untuk IMT yaitu -0.13, nilai LP : -1.9, dan nilai GD : -1.03. Pada subjek aktivitas fisik kurang di
peroleh rerata delta nilai IMT, LP dan GD masing-masing : 0.147,-0.33,dan -5.97
Kesimpulan : Setelah dilakukan pengukuran didapatkan kecenderungan penurunan nilai IMT dan
LP pada mahasiswi yang jalan kaki daripada mahasiswi yang naik kendaraan. Didapatkan hasil
pada mahasiswi yang naik kendaraan cenderung mengalami penurunan daripada mahasiswi yang
jalan kaki.
|