Faktor yang mempengaruhi diare diantaranya: makanan, infeksi, psikis dan lingkungan. Faktor perilaku merupakan kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan pembuangan tinja, sanitasi, dan kebersihan perorangan.Keberhasilan pengobatan penyakit infeksi sangat ditentukan oleh penggunakan antibiotik yang rasional, tepat, dan aman. Akhir-akhir ini banyak dilaporkan bahwa bakteri penyebab infeksi diare sudah resisten terhadapa antibiotik yang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bakteri-bakteri patogen penyebab diare dan mengetahui pola sensitivitas bakteri patogen tersebut terhadapa beberapa antimikroba yang ditinjau dari sudut pandang Isalm. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan dengan metode purposive sampling. Didapatkan bakteri patogen diare yang paling dominan pada sampel makanan adalah Pseudomonas aeruginosa sebanyak 43%, 28,5% diantaranya adalah Proteus Mirabilis, 9,5 % diantaranya adalah Escherichia coli, 29,5% diantaranya adalah Shigella dysenteriae dan terdapat bakteri gram positif yaitu 9,5% Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Hasil uji sensitivitas antibiotik Siproflosaksin, Kloramfenikol, Trimethropin-Sulfametoksazol, dan Doxycyline dominan sensitif dan antibiotik Vancomycyn dominan resisten terhadap bakteri patogen diare yang didapatkan dari sampel makanan.Bakteri Patogen Penyebab Diare yang Diisolasi dari Sampel Makanan dan Sensitivitasnya terhadap beberapa Antimikroba hukumnya boleh menurut Islam.
xi
Hal ini diperbolehkan karena bermanfaat baik dari segi medis dan sesuai dengan tujuan syariat Islam untuk memelihara jiwa (hifdz al-Nafs).