Inkontinensia urin adalah Keadaan dimana urin keluar secara involunter yang tampak jelas dan
menimbulkan masalah sosial dan hygiene. Kelainan Inkontinensia urin sendiri tidak mengancam jiwa
penderita, tetapi berpengaruh pada kualitas hidup. Kejadian Inkontinensia urin tercatat lebih besar
pada wanita dibandingkan dengan pria. Hal itu disebabkan karena wanita memiliki beberapa faktor
seperti kehamilan, persalinan, dan perubahan hormon seks. Toxin botulinum merupakan suatu
neurotoxin yang dihasilkan oleh bakteri anaerob gram positif Clostridium Botullinum. Injeksi toxin
botulinum menghambat pelepasan neurotransmiter, sehingga dapat menurunkan kontraksi otot polos
dan dapat dipergunakan sebagai tatalaksana inkontinensia urin.
Menurut kedokteran pemberian toxin botulinum merupakan salah satu pilihan terapi yang dapat
digunakan sebagai penatalaksanaan inkontinensia urin. Toxin botulinum bekerja memblokir transmisi
neuromuskular dengan mengikat reseptor di saraf motorik yang menghambat pelepasan asetilkolin
dari eferen saraf parasimpatik yang menyebabkan relaksasi otot. Hal tersebut akan memberikan hasil
yaitu menurunnya frekuensi berkemih, frekuensi nokturia dan dapat digunakan dalam jangka waktu
lama.
Tinjauan Islam terhadap penggunaan toxin botulinum hukumnya adalah haram namun jika digunakan
sebagai tujuan perobatan, suntikan Toxin botulinum Type A ini diperbolehkan dengan syarat
penggunaannya dalam keadaan darurat dan didampingi oleh pakarnya
Ilmu kedokteran dan Islam tidak sejalan tentang pemberian toxin botulinum pada terapi inkontinensia
urin karna dalam Islam toxin botulinum haram digunakan kecuali pada keadaan darurat.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait. Bagi tenaga medis diharapkan dapat
memperkenalkan dan memanfaatkan toxin botulinum sebagai terapi inkontinensia urin.
|