Hipospadia merupakan kelainan bawaan pada genitalia anak laki-laki yang menyebabkan letak meatus uretra eksterna berada di bawah permukaan penis dari yang seharusnya berada di ujung kepala penis. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membahas kelainan embriologi terjadinya hipospadia menurut kedokteran dan Islam. Analisa literatur kedokteran menjelaskan bahwa kelainan ini terjadi sejak masa perkembangan embrio, yakni akibat kegagalan proses pembentukan alat kelamin pada minggu ke-7 hingga ke-17 usia kehamilan. Penyebab hipospadia diketahui berhubungan dengan faktor risiko seperti genetik, hormonal, atau paparan lingkungan yang dapat mempengaruhi hormon ibu saat hamil. Ditinjau dari pandangan Islam tentang penciptaan manusia secara global, pembentukan pendengaran, penglihatan, kulit dan tulang serta jenis kelamin laki — laki dan perempuan telah diciptakan melalui serangkaian proses yang sebaik-baiknya. Adapun bayi yang terlahir dengan kecacatan dalam hal ini hipospadia. Dianjurkan menurut Islam untuk melakukan usaha dalam mencari dan melakukan pengobatan. Penanganan hipospadia menurut ilmu kedokteran dapat dilakukan dengan melakukan operasi bedah rekonstruksi. Hipospadia telah dapat dideteksi melalui USG pada usia kehamilan ke-27 hingga ke-28 minggu, sehingga kesiapan orang tua dan penanganannya dapat dipertimbangkan lebih dini. Tindakan operasi yang biasa dilakukan adalah teknik Tubularized Incised Plate dikenal minim komplikasi. Menurut pandangan Islam, tindakan operasi tersebut dianjurkan dengan catatan tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi dari alat kelamin anak. Menimbang apabila kelainan ini dibiarkan tanpa diatasi akan mengakibatkan banyak kerugian.