Lidokain dan bupivakain merupakan obat yang sering digunakan pada anestesi spinal khususnya untuk pembedahan tubuh bagian abdomen ke bawah. Anestesi spinal memiliki keuntungan dari kesederhanaan, onset cepat, tingkat kegagalan yang rendah, dosis obat minimal, dan relaksasi otot yang sangat baik, menjaga level optimal dari analisa gas darah, pasien tetap sadar selama operasi dan menjaga jalan nafas sehingga membuatnya menjadi salah satu teknik pilihan untuk operasi elektif ataupun darurat. Namun lidokain dan bupivakain diketahui mempunyai efek toksik terhadap kardiovaskuler.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui farmakokinetik, farmakodinamik, efektivitas terapi, efek toksik antara lidokain dan bupivakain pada anestesi spinal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menurut kedokteran lidokain mempunyai onset yang lebih cepat daripada bupivakain namun masa kerjanya lebih pendek dibandingkan bupivakain. Bupivakain lebih efektif untuk pembedahan yang memakan waktu 1-3jam seperti di daerah abdomen, dibidang urologi serta anggota gerak bawah selama 2- 3 jam dibandingkan lidokain karena masa kerjanya yang lebih panjang. Efek toksik lidokain akan muncul bila diberikan dosis tinggi dan berulang seperti bradikardi dan takikardi, sedangkan pada bupivakain efek toksiknya meningkat bila diberikan bersamaan dengan propranolol berupa sesak nafas, hipotensi dan syok.
Menurut pandangan islam penggunaan terapi lidokain dan bupivakain pada anestesi spinal merupakan kemajuan yang mendatangkan banyak manfaat daripada mudharatnya. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqqiyah dimana sesuatu diperbolehkan asal mendatangkan manfaat dan tidak menimbulkan mudharat.
Kedokteran dan Islam sependapat dalam memandang efektivitas terapi lidokain dan bupivakain pada anestesi spinal, karena dengan pemberian lidokain maupun bupivakain akan mempermudah tindakan anestesi spinal pada beberapa kasus operasi, sehingga dapat mencegah perburukan dari kasus penyakit tersebut.