Otomasi perpustakaan bukan hal yang baru lagi di dunia perpustakaan, pada jaman sekarang perpustakaan sekolah sudah harus terotomasi. Memanfaatkan keberadaan teknologi informasi adalah hal yang menguntungkan untuk meningkatkan kualitas layanan agar tidak ditinggalkan oleh pemustakanya. Sebagaimana terdapat di UU No. 43 Tahun 2007 pasal 22 ayat 3 yakni perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah harus mengembangkan sistem layanan perpustakaannya berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai Survei Kesiapan Sekolah SMA dan SMK Muhammadiyah dalam Otomasi Perpustakaan Berbasis SLiMS di Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui kesiapan sekolah SMA dan SMK Muhammadiyah dalam penerapan otomasi perpustakaan sekolah menggunakan SLiMS; dan (2) Mengetahui tinjauan Islam terhadap survei kesiapan sekolah SMA dan SMK Muhammadiyah dalam otomasi perpustakaan berbasis SLiMS di Jakarta Pusat. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data melalui: kuesioner dan observasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hanya 3 sekolah yang dapat melakukan otomasi perpustakaan lebih lanjut di perpustakaan tersebut. Tetapi hasil dari kuesioner sangat bertolak belakang dengan hasil observasi, dimana hasil tersebut menunjukkan ketidaksiapannya terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dan dilihat secara keseluruhan penelitian hanya dari sudut SDM yang siap melakukan otomasi. Menurut Islam bahwa sebagai muslim hendaklah mengikuti peraturan yang telah di buat pemerintah UU No. 43 tahun 2009 tentang kesiapan perpustakaan sekolah sebagai ketaatan kepada Ulil Amri, sebagai petugas perpustakaan muslim hendaklah bekerja secara propesional, teliti dan bertanggung jawab dalam bidang perpustakaan dan mampu penelusuran informasi melalui SLiMS, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah QS. Al- Muddassir [74]: 38 “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”.