Internet semakin banyak digunakan masyarakat untuk mengakses media sosial, media sosial menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai aspek. Namun di sisi lain, terdapat dampak negatif dari kemudahan mengakses dan menyebarkan informasi dengan penggunaan internet yaitu makin meningkatnya konten berisi ujaran kebencian dengan konten SARA. Aktivitas penyebaran ujaran kebencian sendiri merupakan tindakan mengekspresikan prasangka. Mengekspresikan prasangka juga erat kaitannya dengan orientasi religius seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan orientasi religius dengan motivasi mengekspresikan prasangka di media sosial. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 258 subjek, remaja akhir berumur 18-22 tahun, dan pengguna media sosial aktif yang diolah menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Religiousity Orientation Scale-Revised memiliki reliabilitas 0,707 untuk mengukur orientasi religius dan Motivation Express to Prejudice yang memiliki reliabilitas 0,878 untuk mengukur motivasi mengekpresikan prasangka di media sosial. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kedua dimensi orientasi religius berkorelasi signifikan dengan motivasi mengekspresikan prasangka. Pada dimensi orientasi religius intrinsik (r = 0,139, p< 0,05) dan pada dimensi orientasi religius ekstrinsik (r = 0,263, p< 0,05). Menurut perspektif Islam, orientasi religius seseorang berhubungan dengan tindakan mengekspresikan prasangka. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu rujukan untuk bagaimana bersikap di media sosial agar terhindar dari prasangka yang dapat menimbulkan berbagai konflik.