Panti asuhan merupakan sebuah tempat untuk merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Anak-anak yang kurang beruntung, seperti anak terlantar juga dapat bertempat tinggal di panti asuhan. Remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki masalah seperti kesepian dan tidak adanya figur dari orang tua. Namun secara umum mereka masih dapat beradaptasi dengan menjalin hubungan bersama temannya. Hal ini mengindikasikan bahwa bertentangan dengan penelitian sebelumnya, remaja panti asuhan tampak memiliki resiliensi yang cukup baik. Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Salah satu faktor yangdianggap dapat mempengaruhi resiliensi adalah optimisme. Optimisme terjadi atau dapat dilihat ketika individu melihat bahwa masa depannya cemerlang. Islam sangat menekankan kepada umatnya agar senantiasa untuk berfikir positif dan memiliki kesungguhan dalam melakukan sesuatu untuk meraih kesuksesan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan optimisme terhadap resiliensi pada remaja di panti asuhan serta tinjauannya dalam islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain asosiatif. Peneliti mengambil jumlah sampel dengan purposive sampling sebanyak 200 remaja di panti asuhan wilayah Jakarta dengan menggunakan skala CD-RISC untuk mengukur resiliensi dan LOT-R untuk mengukur optimisme. Hasil uji regresi menunjukan bahwa terdapat peranan optimisme terhadap resiliensi pada remaja di panti asuhan dengan kontribusi efektif sebesar 2%. Menurut Islam individu seharusnya memiliki sikap optimis dalam menghadapi berbagai ujian dan selalu berusaha bangkit dari keterpurukan yang sedang dihadapi.