| Cerebral palsy (CP) adalah gangguan perkembangan yang paling umum berhubungan dengankecacatan atau gangguan motorik seumur hidup. Kelainan ini disebabkan oleh adanya cedera atau
 gangguan pada otak pada saat sebelum lahir atau pada awal masa kanak-kanak yang menyebabkan
 penyimpangan pada pembentukan koneksi saraf sehingga terjadi gangguan pada ekstermitas berupa
 kekuatan, kontrol maupun keduanya. Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk
 menjelaskan efektivitas neurofeedback untuk meningkatkan fungsi otak dan mengurangi gejala pada
 kasus cerebral palsy ditinjau dari kedokteran dan Islam. Tujuan khusus dari skripsi ini adalah untuk
 mendapatkan pengetahuan mengenai efektivitas dari Neurofeedback untuk meningkatkan fungsi
 otak dan mengurangi gejala pada kasus Cerebral palsy. Dalam ilmu kedokteran, Neurofeedback
 adalah metode yang membantu subjek mengendalikan gelombang otak mereka secara sadar dengan
 menggunakan electroencephalography (EEG) selama perawatan. Pengaruh neurofeedback pada
 anak dengan cerebral palsy terbukti efektif. Berdasarkan penelitian, neurofeedback mampu
 memperbaiki gejala pada emosi, gerakan motoric, verbal dengan anak yang menderita cerebral
 palcy. Oleh sebab itu neurofeedback dapat disarankan untuk pasien cerebral palcy karena tidak ada
 efek samping yang berbahaya (minimal) bagi terapi neurofeedback. Namun metode pengobatan
 neurofeedback membutuhkan biaya lebih mahal dibandingkan dengan terapi lain dan ketersediaaan
 alat di Indonesia masih sangat minimal. Dalam agama Islam, pengobatan adalah seusatu yang
 dianjurkan karena mendatangkan manfaat atau maslahah dan menolak mafsadah. Neurofeedback
 sebagai terapi pada cerebral palsy dibolehkan dalam Islam, karena terapi neurofeedback terbukti
 efektif untuk meningkatkan fungsi otak dan mengurangi gejala (Hifzh an-Nafs), tidak menggunakan
 alat yang dilarang dan diharamkan oleh agama karena menggunakan elektroensefalografi (rekaman
 listrik otak) untuk memonitor gelombang otak, serta tidak adanya efek samping yang berbahaya.
 Sehingga lebih banyak maslahat daripada mafsadat apabila melakukan pengobatan dengan terapi
 neurofeedback pada penderita cerebral palsy.
 
 |