Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit hiperglikemia akibat defisiensi insulin relatif maupun absolut. Berbagai golongan obat untuk DM umumnya sering menimbulkan efek samping hipoglikemia, sehingga diperlukan obat yang efektif dan lebih aman, salah satunya yaitu liraglutide.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah membahas mengenai efikasi dan keamanan liraglutide dibanding glimepiride sebagai tatalaksana diabetes melitus menurut pandangan kedokteran dan Islam.
Studi klinis tentang efikasi dan keamanan liraglutide menemukan bahwa penggunaan liraglutide lebih unggul dibandingkan dengan glimepiride, karena liraglutide mampu menurunkan kadar HbA1c secara signifikan, menurunkan berat badan pasien, serta menurunkan tekanan darah sistolik (SBP) secara signifikan. Kejadian hipoglikemia pada penggunaan liraglutide sebesar 10 kali lipat lebih rendah daripada glimepiride. Gangguan gastrointestinal adalah efek samping liraglutide, namun bersifat sementara.
Menurut pandangan Islam, tidak semua pengobatan dapat diterapkan karena harus mengutamakan prinsip maslahah dan menghindari mafsadah (kerusakan). Liraglutide dan glimepiride sama-sama obat yang tidak mengandung zat yang diharamkan oleh syar’i seperti darah, babi, bangkai dan yang haram lainnya, namun liraglutide lebih banyak menunjang prinsip maslahah dan lebih sedikit mudharat dibanding glimepiride sehingga pemilihan liraglutide lebih diutamakan pada pengobatan DM daripada glimepiride dalam rangka memelihara tujuan syariat Islam penderita.
Kedokteran dan Islam sependapat mengenai penggunaan liraglutide pada DM dibandingkan glimepiride karena liraglutide memberikan lebih banyak maslahah dan menghindari lebih banyak mudharat.
Peneliti disarankan untuk melakukan studi lebih lanjut mengenai efektivitas dan keamanan liraglutide; Dokter disarankan untuk mempertimbangkan pemberian liraglutide pada DM tipe 2 sebagai monoterapi atau kombinasi; Ulama disarankan untuk bekerja sama dengan dokter dalam membuat legalisasi dan sertifikat halal pada obat-obatan anti diabetik.
|