Pendahuluan: Masa emas pertumbuhan berada pada usia balita, sehingga status gizi balita perlu diperhatikan. Indikator pengukuran status gizi balita dapat dilihat dari perbandingan berat badan per tinggi badan (BB/TB). Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah pendapatan keluarga. Pengeluaran keluarga untuk membeli rokok merupakan salah satu bagian dari pendapatan keluarga. Besarnya biaya yang dikeluarkan perokok dalam pengeluaran keluarga dapat mempengaruhi konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Dalam hukum Islam memproduksi, memperjualbelikan, dan mengkonsumsi rokok adalah haram. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengeluaran keluarga untuk membeli rokok dengan status gizi balita di Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur pada tahun 2017 ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Metode: Penelitian deskriptif analitik secara cross sectional. Populasi adalah balita di wilayah Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur sebanyak 1512 balita. Sampel adalah balita pada RW 4, 7, dan 8 di Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur. Sampel dipilih menggunakan Multistage Random Sampling didapatkan 100 balita. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dengan responden (ibu, ayah, maupun wali dari balita), pengukuran BB dan TB balita secara langsung. Analisis data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Hasil: Dari 100 balita terdapat 69% dengan status gizi cukup (Z-skor -2,0 SD sampai dengan 2,0 SD) dan 51% dengan pengeluaran keluarga untuk membeli rokok kategori tinggi. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,042 (p