PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI PSIKOSTIMULAN DAN TERAPI NEUROFEEDBACK PADA PENDERITA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM | |
---|---|
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan neurobehavioral ditandai dengan adanya gangguan inatensi, hiperaktif , dan impulsivitas. Prevalensi ADHD diseluruh dunia kira-kira sebesar 5-10%, pada usia sekolah dengan gejala dimulai sebelum usia 7 tahun dan sekitar 50% kasus berlanjut sampai dewasa. ADHD sering terjadi dengan gangguan mental lainnya, terutama kecemasan, kelainan tingkah laku, depresi, autismedan ketidakmampuan belajar. ADHD berkembang sebagai hasil interaksi kompleks antara faktor genetik dan non-genetik yang saling tergantung. Penanganan ADHD terdiri dari farmakologi dan terapi non farmakologi. Pengobatan farmakologis ADHD meliputi psikostimulan, non-stimulan, a2 agonis, bupropion, dan antiidepresan trisiklik. Obat yang paling efektif adalah psikostimulan. Pengobatan nonfarmakologis ADHD meliputi pembinaan, pemberian struktur, akomodasi akademis, dan akomodasi kerja. Meskipun psikotimulan bekerja dengan baik pada banyak kasus ADHD, namun banyak laporan mengenai efek samping yang muncul akibat konsumsi obat tersebut. Pengobatan ADHD yang optimal memerlukan perawatan medis dan perilaku terpadu. Keluarga memainkan peran penting dalam pengelolaan anak-anak dengan ADHD. Karena seringkali ada tingkat komorbiditas yang tinggi antara ADHD dan ketidakmampuan belajar, para guru juga memiliki banyak kontribusi dalam pengelolaan anak-anak ini sehari-hari. Pengenalan dan pengobatan dini mencegah pengembangan psikopatologi yang lebih serius pada masa remaja dan dewasa. Di antara pendekatan pengobatan alternatif untuk ADHD, neurofeedback telah mendapatkan dukungan empiris dalam beberapa tahun terakhir. Melalui neurofeedback, anak-anak dengan ADHD dilatih untuk mengatur profil neurofisiologis mereka. Belajar mengatur diri sendiri merupakan mekanisme kunci. Neurofeedback adalah metode yang membantu subjek mengendalikan gelombang otak mereka secara sadar dengan menggunakan Quantitative-electroencephalography (QEEG). Pengaruh neurofeedback pada anak dengan ADHD terbukti efektif. Berdasarkan penelitian, neurofeedback dan medikasi menghasilkan perbaikan yang serupa. Neurofeedback mampu memperbaiki gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif pada anak-anak maupun remaja dengan ADHD. |
|
Pernyataan Tanggungjawab | |
Pengarang | MARLINDA - Personal Name |
Pembimbing 1 | Edi Prasetyo |
Pembimbing 2 | Zuhroni |
Pembimbing 3 | |
Edisi | |
No. Panggil | S-6307-FK |
ISBN/ISSN | |
Subyek | NEURO - DISORDER |
Klasifikasi | S-6307-FK |
Judul Seri | |
GMD | Text |
Bahasa | Indonesia |
Penerbit | Universitas YARSI |
Tahun Terbit | 2018 |
Tempat Terbit | Jakarta |
Deskripsi Fisik | viii, 94 hlm., 30 cm |
Abstrak / Info Detil Spesifik | |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
Ketersediaan | LOADING LIST... |