Latar belakang: Merokok merupakan perilaku yang merugikan bagi kesehatan, tetapi jumlah perokok justru meningkat. Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik namun dapat juga menyebabkan efek patologis lokal di rongga mulut seperti pigmentasi gingiva. Hal ini dikarenakan terjadinya pengendapan melanin yang berlebihan. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara pola kebiasaan merokok terhadap pigmentasi gingiva pada perokok dan mengenai pandangan Islam. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain crosssectional study. Populasi pada penelitian yaitu seluruh mahasiswa di Universitas Yarsi dan sampel diambil dengan cara stratified random sampling dengan jumlah sampel 104 responden. Hasil: Rata-rata mengalami pigmentasi gingiva sebanyak 84 responden. Berdasarkan jenis rokok yang dihisap dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0.902 dan p=0.586, sedangkan berdasarkan jumlah rokok yang dihisap didapatkan nilai p=0.036 dan p=0.486. Lamanya responden merokok terhadap terjadinya pigmentasi gingiva didapatkan nilai p=0.396 dan dalam cara responden menghisap rokoknya didapatkan nilai p=0.946 dan p=0.210. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis rokok yang dihisap, lama merokok, serta cara menghisap rokok terhadap terjadinya pigmentasi gingiva pada mahasiswa di Universitas Yarsi pada responden yang masih merokok dan yang telah berhenti merokok, sedangkan terdapat hubungan signifikan antara jumlah rokok dengan pigmentasi gingiva pada responden yang masih merokok akan tetapi tidak terdapat hubungan signifikan antara jumlah rokok dengan pigmentasi gingiva pada responden yang telah berhenti merokok. Berdasarkan pandangan Islam merokok merupakan perkara yang haram karena dapat mendatangkan mudharat salah satunya yaitu pigmentasi gingiva sehingga kita harus menjauhkan diri dari kebiasaan yang tidak bermanfaat.