Memasuki usia lanjut yaitu akhir 40-an dan 50-an, seorang wanita akan mengalami proses alamiah yang disebut menopause, dan adalah sebagai salah satu bentuk dari proses menua. Pada saat seorang wanita sudah memasuki masa menopause, produksi hormon estrogennya terhenti. Akibat yang sering timbul adalah adanya ketidaknyamanan oral, burning mouth, resesi gingiva, xerostomia, gangguan sensasi rasa, dan resorpsi tulang alveolar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan resesi gingiva pada wanita pramenopause dan menopause. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasi dengan desain cross-sectional study. Sampel terdiri dari 36 orang yang terdiri dari 16 responden wanita pramenopause dan 20 responden wanita menopause pengunjung Puskesmas Kecamatan Senen yang dipilih berdasarkan convenience sampling. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan pemeriksaan klinis untuk melihat keparahan resesi gingiva. Besar resesi gingiva ditentukan kurang dari 2mm dan 2mm atau lebih. Data penelitian diuji dengan uji Chi-square dan One-sample T test. Analisis dengan IBM SPSS Statistics 20. Menurut Islam resesi gingiva dan menopause merupakan kodrat yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Resesi gingiva merupakan kodrat yang masih dapat dilakukan pencegahan. Ditemukan tidak ada perbedaan terjadinya resesi gingiva pada rahang atas kelompok pramenopause dan menopause (p=0104), serta resesi gingiva pada rahang bawah kelompok pramenopause dan menopause (p=0,871). Ada perbedaan kejadian resesi gingiva pada rahang atas dan rahang bawah kelompok pramenopause (p=0,000), maupun kelompok menopause (p=0,000). Disimpulkan resesi gingiva terjadi akibat keadaan menopause juga keadaan premenopause sudah dapat menyebabkan terjadinya resesi gingiva.