Kehilangan gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang sering ditemukan. Kehilangan satu atau beberapa gigi dapat mengganggu keseimbangan susunan gigi geligi yang mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan oklusi sehingga gigi yang masih tinggal akan menerima beban yang lebih besar. Gangguan Temporomandibular merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang akhir-akhir ini menarik banyak perhatian, namun masih belum banyak yang benar - benar memahami penyebabnya, hal ini disebabkan etiologi gangguan Temporomandibular adalah multifaktorial. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa keseimbangan oklusi sangat berperan dalam proses terjadinya masalah tersebut, walaupun belum dapat dikatakan pasti bahwa kehilangan gigi merupakan penyebab utamanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungannya TMD dengan kehilangan gigi serta faktor – faktor lainnya seperti, kebiasaan buruk dan faktor demografi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Untuk mengetahui kelainan TMD dilakukan wawancara dengan Fonseca’s kuesioner dan pemeriksaan klinis dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang. Melalui uji statistik ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara kehilangan gigi dengan TMD dari wawancara maupun pemeriksaan klinis, namun terdapat peningkatan insiden gangguan temporomandibular seiring dengan peningkatan jumlah dan posisi kehilangan gigi. Adanya korelasi bermakna antara gangguan temporomandibular dan kebiasaan buruk juga pendidikan terakhir berdasarkan wawancara dan adanya korelasi bermakna antara gangguan temporomandibular dan jenis kelamin berdasarkan pemeriksaan klinis. Dalam ajaran Islam dianjurkan berobat pada seseorang yang mengalami TMD dan kehilangan gigi.