Perubahan warna gigi dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Salah satu contoh perubahan warna gigi secara ekstrinsik adalah meminum kopi. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui adanya perubahan warna gigi akibat mengonsumsi kopi Arabika dan kopi Robusta. Jenis kopi yang terdapat di Indonesia ada dua, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan pre-post with control group design dan dibantu dengan dua orang pengamat (single blind). Penelitian ini menggunakan dua puluh tujuh gigi premolar yang telah diekstraksi, direndam selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam dalam larutan kedua jenis kopi tersebut. Penilaian dengan menggunakan Vita classical shade guide oleh dua orang pengamat. Dalam penelitian ini menggunakan uji pH dan analisa spektrofotometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua larutan kopi bersifat asam dengan pH 4,5 pada kopi Arabika dan 5 pada kopi Robusta. Pengujian menggunakan spektrofotometri UV-Vis didapatkan bahwa, larutan kopi yang dipakai untuk merendam gigi lebih pekat daripada larutan yang tidak dipakai untuk merendam gigi. Hasil pengukuran dengan Vita classical shade guide didapatkan perubahan yang bermakna pada sebelum dan sesudah perlakuan (p=0,001). Terdapat perbedaan berubahan warna yang bermakna pada jenis kopi Arabika dengan lama perendaman 24 jam (p=0,000) dan 48 jam (p=0,018). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan warna jika meminum kopi Arabika dan kopi Robusta. Namun, meminum kopi Arabika dapat membuat warna gigi lebih gelap dibandingkan dengan kopi Robusta. Dalam pandan gan Islam meminuman kopi hukumnya mubah, akan tetapi jika menimbulkan perubahan warna gigi maka hukumnya dapat menjadi makruh. Sebagaimana pada hadist Rasulullah dijelaskan Allah Maha Indah dan menyukai keindahan.