Parasomnia merupakan pengalaman atau perilaku yang tidak biasa selama tidur meliputi gangguan teror tidur, somnabulisme dan mimpi buruk. Parasomnia mampu mengubah siklus tidur biologis, menurunkan daya tahan tubuh, konsentrasi, prestasi kerja, gangguan mood, kelelahan, yang akan mempengaruhi keselamatan diri atau orang lain. Salah satu terapi parasomnia adalah midazolam yang merupakan obat hipnotik sedatif kerja cepat.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah membahas mengenai efektivitas dan keamanan midazolam sebagai terapi gangguan parasomnia ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Analisis literatur kedokteran menunjukkan bahwa midazolam mempersingkat latensi tidur menuju stadium 2, penurunan stadium 1, berkurangnya durasi dan jumlah terjaga setelah onset tidur dan bertambahnya durasi tidur, meningkatkan durasi stadium 3 dan 4, serta menekan fase REM selama 3 jam pertama. Midazolam bekerja cepat dan jarang menimbulkan efek samping hangover atau mabuk, sehingga tidak mengganggu aktivitas esok pagi.
Menurut pandangan Islam, parasomnia merupakan penyakit gangguan tidur yang mampu menghambat pemeliharaan tujuan syariat Islam, sehingga harus diobati. Pemberian midazolam sebagai terapi gangguan tidur parasomnia tidak bertentangan dengan syariat Islam sehingga hukumnya dibolehkan selama penerapannya sesuai indikasi dan kondisi pasien supaya tercapai pemeliharaan tujuan syariat Islam yang meliputi pemeliharaan agama, nyawa, akal, harta dan keturunan.
Ilmu kedokteran dan ajaran Islam sependapat mengenai penggunaan midazolam sebagai terapi parasomnia mempunyai efektivitas yang cukup besar dan aman dari efek samping berbahaya.
Dianjurkan kepada pasien untuk mematuhi aturan minum obat yang diresepkan dokter; kepada dokter untuk memberikan informasi mengenai aturan minum dan efek samping obat; kepada ulama untuk bekerja sama dengan dokter dalam melegalisasi dan menerbitkan sertifikat kehalalan pada semua obat.