sirkumsisi (circumcision) merupakan proses pemotongan sebagian atau seluruh dari
preputium penis hingga keseluruhan glans penis dan corona radiata terlihat jelas. Penanganan
metode sirkumsisi menarik perhatian generasi layanan kesehatan di setiap negara, meliputi
berbagai strategi teknik dalam penyempurnaan dan mempercepat waktu kesembuhan pasien
sirkumsisi. Terdapat banyak metode sirkumsisi yang digunakan saat ini, mulai dari metode
konvensional, hingga yang menggunakan alat khusus seperti laser dan smartklamp. Skripsi
ini menerangkan teknik sirkumsisi dengan metode konvensional, laser dan smartklamp
ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menurut kedokteran, banyak metode sirkumsisi yang digunakan saat ini, mulai dari metode
konvensional, laser dan smartklamp. Metode konvensional dilakukan dengan menggunakan
pisau bedah dengan atau tanpa jahitan. Laser atau elextrocautery dilakukan dengan alat
diathermi. Sedangkan smartklamp merupakan suatu alat sekali pakai untuk menjepit
preputium. Baik metode konvensional, laser dan smartklamp memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing.
Berdasarkan perspektif Islam, sirkumsisi disebut juga dengan khitan. Khitan merupakan salah
satu media pensucian diri dan bukti kepatuhan terhadap ajaran agama. Para ulama berbeda
pendapat tentang hukum khitan, akan tetapi, mereka sepakat bahwa khitan merupakan syariat
agama. Dalam hukum Islam, memperbolehkan segala sesuatu yang bermanfaat (ibahah)
termasuk penggunaan metode-metode pada sirkumsisi.
Agama Islam sejalan dengan bidang kedokteran memandang sirkumsisi atau khitan dilakukan
sebagai bentuk anjuran syariat dan menjaga higiene penis dari smegma dan sisa-sisa urin,
mencegah terjadinya infeksi, dsb. Karena penggunaan teknik sirkumsisi dengan metode
konvensional, laser dan smartklamp terbukti sangat bermanfaat, maka dalam Islam
hukumnya diperbolehkan.
Metode konvensional, laser dan smartklamp memiliki kelebihan dan kelemahannya masingmasing.
Bagi orangtua yang akan mengkhitan anaknya, dapat menentukan metode sirkumsisi
yang terbaik bagi sang buah hati. Untuk itu disarankan mendiskusikan terlebih dahulu kepada
dokter ahli. Pendekatan keagamaan penting diterapkan dalam memberikan edukasi akan
pentingnya berkhitan.
|