Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur. Pengeroposan tulang atau yang biasa disebut osteoporosis merupakan salah satu proses degereratif yang banyak menjadi penyebab terjadinya fraktur pada dewasa. Prevalensi terjadinya fraktur lebih banyak terjadi pada wanita, satu dari tiga wanita dan satu dari delapan pria yang berusia di atas 50 tahun memiliki risiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Angka kejadian fraktur pada pria sebesar 43,7 per 100.000 penduduk dan wanita 52 per 100.000 penduduk. Susu memiliki kandungan yang diperlukan untuk pertumbuhan, kekuatan, dan kesehatan tulang seperti kalsium, protein, vitamin D, pottasium, fosfor, serta mikronutrisi dan makronutrisi lainnya. Mengonsumsi susu memiliki peranan penting bagi kesehatan tulang yaitu untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang sebagai proteksi terhadap terjadinya pengeroposan saat dewasa.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan informasi mengenai pengaruh mengonsumsi susu terhadap resiko terjadinya fraktur dilihat dari sudut pandang kedokteran dan Islam.
Menurut tinjauan Islam, pada dasarnya konsumsi susu sebagai bentuk pencegahan terhadap resiko terjadinya fraktur menurut kaidah fiqiyyah dibolehkan. Namun hukum kebolehan semula dapat berubah menjadi dilarang karena perubahan yang berakibat memudharatkan, maka hukum semula yang diperbolehkan, berdasarkan kaidah fiqhiyyah berubah menjadi tidak diperbolehkan.
Kedokteran dan Islam sepakat bahwa mengonsumsi susu dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pencegahan dini terhadap resiko terjadinya fraktur saat dewasa.