| Spermatogonium (spermatogonia) adalah gametogenium intermediate pada pria (germ cell) dalamrangkaian proses pembentukan spermatozoa. Spermatosit primer mengalami duplikasi DNA dan
 selanjutnya akan memasuki proses meiosis untuk menghasilkan spermatosit sekunder haploid.
 Spermatosit sekunder selanjutnya akan menjalani proses meiosis II untuk menghasilkan 2 buah
 spermatid haploid. Jadi 1 spermatid primer akan menjadi 4 buah spermatid. Dinding tubulus
 seminiferous memiliki spermatogonium diploid, stem cell yang merupakan prekursor sperma.
 Spermatogonium mengalami pembelahan untuk memperbanyak jumlah spermatogonium atau
 mengalami diferensiasi menjadi spermatosit. Proses meiosis masing – masing spermatosit
 menghasilkan 4 spermatid yang haploid. Proses ini memerlukan waktu sekitar 3 minggu.
 Masalah infertilitas merupakan masalah yang sangat sensitive bagi banyak pasangan suami isteri,
 karena hal tersebut akan mengundang beragam persoalan dalam kehidupan rumah tangga dan
 kehidupan social. Secara konvensional, masalah ini kadangkala sudah tidak bisa ditanggulangi,
 akan tetapi dengan perkembangan teknologi kedokteran masalah ini bsia diatasi.
 Kasus yang terjadi bisa berbentuk saling menyalahkan antara pasangan, tekanan keluarga bahkan
 perceraian. Infertilitas adalah kesulitan mendapatkan kehamilan pada pasangan yang sudah
 berusaha selama 1 tahun dan tidak menggunakan kontrasepsi apapun, yang oleh orang awam
 disebut kemandulan. Lebih kurang ada 80% pasangan normal berhasil hamil dalam 12 bulan
 pertama pernikahan mereka. Biasanya, 40% disebakan oleh infertilitas pada pria, 40% penyebab
 pada wanita dan 20% lagi kombinasi keduanya.
 Dengan semakin berkembangnya teknologi reproduksi, sekarang telah banyak cara yang dapat
 dipilih oleh pasangan suami isteri dalam mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan anak.
 Salah satunya dengan teknik ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection), yang merupakan
 perkembangan dari teknik IVF (In Vito Fertilization). Cara ini lebih diutamakan pada pria yang
 infertile dengan jumlah, mutu dan kualitas spermanya sangat kurang. Dengan cara ini hanya
 dibutuhkan satu sel sperma yang kualitasnya bagus, yang kemudian diinjeksikan ke dalam sel
 telur, dan ditanamkan ke rahim sang ibu. Adapun bayi yang dihasilkan dari teknik ICSI ini
 mempunyai potensi lahir dengan kelainan bawaan dan kerusakan genetis, akibat dari proses
 fertilisasi yang tidak alami.
 Meskipun menurut tinjauan medis teknik ICSI ini dapat dibenarkan dengan tujuan untuk
 mendapatkan keturunan dan penelitian, tetapi menurut pandangan Islam hal tersebut belum tentu
 dibenarkan.ada batasan yang dibolehkan syariat Islam, yakni apabila sel sperma dan sel telur yang
 digunakan berasal dari pasangan suami isteri yang sah, serta ditanam di dalam rahim sang
 isteri.dengan demikian tidak ada kerancuan dalam garis nasab sang anak.
 
 |