Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma, dimulai dari spermatogonia yang
berproliferasi menjadi spermatozoa yang sangat khusus. Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa fungsional yang disebut dengan spermiogenesis. Pada
tahap spermiogenesis akan tebentuk kepala, midpiece dan ekor sperma. Apabila terjadi gangguan
pada proses spermatogenesis, maka dapat mengakibatkan timbulnya kelainan sperma. Kelainan
sperma dapat menimbulkan infertilitas. Menurut World Health Organization (WHO) 60-80 juta
pasangan di dunia mengalami infertilitas. Faktor dari pria berkontribusi sebesar 40% pada kasus
infertilitas. Sperma dinyatakan abnormal apabila kualitas sperma tidak memenuhi kriteria standar
sperma normal yang telah ditetapkan oleh WHO. Penelitian melaporkan bahwa pola makan yang
baik, terutama dengan asupan omega-3 yaitu EPA dan DHA yang cukup, dapat meningkatkan
kualitas sperma. Tujuan umum dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai pengaruh konsumsi ikan terhadap kualitas sperma pria dewasa ditinjau dari segi
kedokteran dan Islam. Ikan memiliki kandungan EPA dan DHA yang tinggi. Secara spesifik,
penelitian menunjukkan bahwa DHA sangat dibutuhkan dalam spermiogenesis. DHA berperan
penting dalam pembentukan akrosom. Defisiensi DHA akan mengganggu proses spermiogenensis
dan akrosom tidak dapat terbentuk dengan sempurna. Asupan DHA harian yang adekuat dapat
membantu proses spermiogenesis berjalan dengan baik dan menghasilkan kualitas sperma yang
baik. Infertilitas menurut pandangan Islam merupakan suatu ujian dari Allah SWT. Allah SWT
menganjurkan agar umat manusia memelihara keturunan melalui pernikahan. Jika pasangan
suami-isteri infertil, maka hendaknya pasangan tersebut senantiasa berikhtiar, bersabar dan berdoa.
Salah satu bentuk ikhtiar pasangan suami-isteri adalah dengan pola makan sehat yaitu
mengonsumsi ikan. Di dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan tentang keistimewaan dan manfaat
ikan.
Kata kunci : ikan, omega-3, spermatogenesis, kualitas sperma