Pilih Bahasa  
Book's Detail
IDENTIFIKASI POST MORTEM MENGGUNAKAN COMPUTED TOMOGRAPHY ANGIOGRAPH (CTA) DENGAN KONTRAS ANGIOFIL DAN PARAFFIN OIL PADA KASUS MASSIVE FAT EMBOLI DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM

Fat Embolism Syndrome (FES) adalah manifestasi klinis yang serius FES ditandai oleh tiga serangkai gangguan pernapasan, penurunan tingkat kesadaran dan petechiae. Istilah 'fat emboli' menunjukkan adanya gelembung-gelembung lemak dalam sirkulasi perifer setelah trauma utama yang terkait dengan fraktur tulang panjang, pelvis dan dalam pengaturan prosedur ortopedi elektif atau darurat. Pada kasus massive fat emboli pada postmortem menggunakan Computed Tomography (CT), Computed Tomography Angiography (CTA) dan image-guide biopsy, disertai autopsi dan histopatologi. Postmortem CTA dikombinasikan dengan imaged-guided biopsy dapat menentukan sebab kematian oleh gagal jantung kanan sebagaimana didapatkan hasil fatal sistemic fat emboli.
Tujuan umum penulisan skripsi ini untuk mendapatkan pengetahuan tentang pemeriksaan postmortem menggunakan Computed Tomography Angiography (CTA) dengan kontras angiofil dan parafin oil pada kasus massive fat emboli ditinjau dari kedokterean dan Islam. Ada pun tujuan khususnya untuk mengetahui mekanisme terjadinya fat emboli dan mekanisme penggunaan Computed Tomography Angiography (CTA) pada postmortem, serta mengetahui pandangan Islam mengenai Computed Tomography Angiography (CTA) pada kasus massive fat emboli.
Menurut pandangan Islam mengenai Otopsi adalah pemeriksan mayat dengan jalan pembedahan. Ada tiga macam otopsi: otopsi anatomis, otopsi klinis dan otopsi forensik. Para ulama kontemporer berbeda pendapat mengeni hukum otopsi diatas dalam dua pendapat. Pertama, membolehkan ketiga otopsi diatas karena otopsi dapat mewujudkan kemaslahatan dibidang keamanan, keadilan dan kesehatan. Kedua, mengharamkan ketiga otopsi tersebut karena otopsi telah melanggar kehormatan mayat. padahal islam melarang melanggar kehormatan mayat yang sepatutnya dijaga, berdasarkan sabda Nabi SAW: “Memecahkan tulang mayat sama dengan memecahkan tulangnya saat dia hidup.”
Karena dalam beberapa tahun ini dalam dunia kedokteran sudah ada post mortem Computed Tomography (CT), yang dapat menentukan sebab kematian. Postmortem Computed Tomography (CT) ini dapat menggantikan tindakan pembedahan dalam proses otopsi, Keuntungan postmortem Computed Tomography (CT) diantranya adalah diagnosisnya tidak invasif dan dianggap tidak merusak mayat.

Pernyataan Tanggungjawab
Pengarang ARIAPRATITA, DRYAN - Personal Name
Pembimbing 1 Ferryal Basbet
Pembimbing 2 Irwandi M. Zen
Pembimbing 3
Edisi
No. Panggil S-6217-FK
ISBN/ISSN
Subyek ANALYSIS OF EVIDENCE-FORENSIC
Klasifikasi S-6217-FK
Judul Seri
GMD Text
Bahasa Indonesia
Penerbit Universitas YARSI
Tahun Terbit 2017
Tempat Terbit Jakarta
Deskripsi Fisik xiv, 61 hlm., 30 cm
Abstrak / Info Detil Spesifik
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Ketersediaan
LOADING LIST...