Fasiotomi (fasciotomy) merupakan prosedur bedah pengangkatan atau pemotongan fasia
untuk menurunkan tekanan di bagian tubuh tertentu. Di Amerika, ekstremitas bawah distal
anterior (cruris) adalah yang paling banyak dipelajari untuk sindroma kompartemen dan
dianggap sebagai yang kedua paling sering untuk trauma sekitar 2-12%. Skripsi ini
menerangkan fasciotomy pada cruris dengan sebab yang tidak diketahui ditinjau dari
kedokteran dan Islam.
Menurut kedokteran, sindrom kompartemen (CS) merupakan suatu kondisi emergensi yang
paling sering terjadi pada daerah cruris. Penyebab yang paling sering adalah cedera, dimana
45% kasus terjadi akibat fraktur. Gejala klinis yang terjadi pada CS dikenal dengan istilah 5P,
yaitu: pain (nyeri), pallor (pucat), pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi),
parestesia (rasa kesemutan), dan paralisis.
Berdasarkan perspektif Islam, kesehatan merupakan rahmat dan nikmat Allah SWT yang
sangat besar nilainya, oleh karena itu menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaganya.
Kebolehan berobat dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mengurangi atau
menghilangkan sakit, mengembalikan ke keadaan normal sehingga dapat menunaikan
kewajiban dan tugas agama.
Agama Islam sejalan dengan bidang kedokteran memandang sindrom kompartemen sebagai
penyakit mengancam jiwa dan mendatangkan kemudharatan sehingga harus disembuhkan.
Karena fasciotomy terbukti efektif menangani kegawatan pada sindrom kompartemen maka
hukumnya diperbolehkan.
Peran serta keluarga dalam memberikan support sangat diperlukan bagi kesembuhan pasien.
Hal yang paling penting bagi seorang dokter adalah untuk selalu waspada ketika berhadapan
dengan keluhan nyeri pada ekstremitas. Konsekuensi dari terlewatnya pemeriksaan dapat
menyebabkan prognosis yang kurang baik. Pendekatan keagamaan penting diterapkan dalam
memberikan edukasi kepada pasien glaukoma beserta keluarga.
|