Memperkirakan usia adalah bagian penting dari ilmu forensik. Saat ini, usia seseorang dapat diprediksi dengan analisa dari berberapa marker osteal pada tulang dan gigi dengan beberapa kesalahan yang diterima. Namun metode ini terbatas untuk kasus-kasus tertentu yang ada kerangkanya. Metilasi DNA merupakan alternatif pemeriksaan untuk memperkirakan umur yang bisa menggunakan sampel DNA dari jaringan atau cairan tubuh.
Memperkirakan usia dengan metode metilasi DNA telah banyak dilakukan penelitian, dan dikatakan bahwa memperkirakan usia dengan metode Metilasi DNA memiliki akurasi lebih tinggi dibandingkan metode lain, dan memiliki kemudahan dikarenakan tanpa perlu memilih jaringan.
Menurut pandangan Islam, memperkirakan usia dengan Metilasi DNA dalam investigasi forensik, dianggap lebih banyak memberikan manfaat kepada masyarakat, serta metode ini dapat menghindari tidakan merusak jenazah dan memudahkan dalam pengurusan jenazah.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah memberikan informasi mengenai efektivitas metilasi DNA dalam investigasi forensik untuk memperkirakan usia ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Kedokteran dan Islam sepakat bahwa metilasi DNA untuk memperkirakan usia dalam investigasi forensik lebih memberikan manfaat kepada tim investigasi dan masyarakat. Selain memiliki akurasi yang lebih tinggi, penggunaannya pun hanya dengan sampel 1 ng, tanpa perlu tambahan sampel.
Saran kepada para peneliti diharapkan agar terus melakukan penelitian mengenai memperkirakan usia dengan metode metilasi DNA, sehingga dapat muncul alternatif-alternatif memperkirakan usia lain yang juga dapat mempermudah dan memiliki akurasi yang lebih tinggi.