Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyebab terbanyak infeksi bakteri pada masa anak, yaitu sekitar 5-14% pasien yang datang ke unit gawat darurat dan merupakan penyakit ketiga terbanyak pada anak setelah infeksi saluran nafas atas dan diare.
Infeksi Saluran Kemih biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi saluran kemih dari uretra hingga ke vesika urinaria. Pielonefritis adalah Infeksi saluran kemih bagian atas sebagai kelanjutan infeksi ke ureter dan ginjal.Penyebab terbanyak ISK pada semua usia adalah Eschericia coli yaitu sebanyak 54-67%, penyebab lain adalah Klebsiella (6-7%),Proteus(5%–12%), Enterococcus (3%–9%), dan Pseudomonas (2%–6%).
Manifestasi klinis ISK bervariasi tergantung usia. Gejala pada bayi biasanya muncul belakangan karena gejala awal tidak spesifik, misalnya demam dan bayi tidak dapat mengekspresikan keluhannya dan melokalisasi nyeri. Anak yang lebih besar dapat melokalisasi nyeri seperti dysuria atau nyeri perut, sehingga gejala dapat dikenali dengan dini.
Diagnosis ISK pada anak didasarkan pada hasil urinalisis dan kultur urin. Adanya bukti infeksi dalam urin (peningkatan leukosit dan leukositesterase) dan ditemukannya bakteri dalam urin sangatlah krusial.
Tatalaksana ISK anak harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya usia anak, riwayat penyakit terdahulu, faktor risiko, derajat penyakit sebelumnya dan pertimbangan lain. Tujuan tata laksana selain mengatasi infeksi akut, juga meliputi pencegahan kerusakan ginjal dan mencegah insufisiensi ginjal di masa datang.
ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis. Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti preeklampsia.8,9,38. Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah mengalami episode pielonefritis akut.11 Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain umur muda, keterlambatan pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK, infeksi berulang, RVU, dan obstruksi saluran kemih.